Jumat, 02 November 2012

Ekonomi Koperasi

Ekonomi Koperasi

RESKA RANDIKA
25211987
2EB23

1. Bagaimana pendapat saudara untuk memajukan Koperasi di Indonesia?

1. Menerapkan sistem GCG
            Koperasi perlu mencontoh implementasi good corporate governance(GCG) yang telah diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum perseroan. Implementasi GCG dalam beberapa hal dapat diimplementasikan pada koperasi. Untuk itu, regulator, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM perlu memperkenalkan secara maksimal suatu konsep good cooperative governance (disingkat juga dengan GCG) atau tatakelola koperasi yang baik.

      Perkembangan koperasi di Indonesia semakin lama semakin menunjukkan perkembangan menggembirakan. Sebagai salah satu pilar penopang perekonomian Indonesia, keberadaan koperasi sangat kuat dan mendapat tempat tersendiri di kalangan pengguna jasanya. Koperasi telah membuktikan bahwa dirinya mampu bertahan di tengah gempuran badai krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia. Keberadaan koperasi semakin diperkuat pula dengan dibentuknya Kementerian Negara Koperasi dan UKM yang salah satu tugasnya adalah mengembangkan koperasi menjadi lebih berdaya guna. Koperasi sangat diharapkan menjadi soko guru perekonomian yang sejajar dengan perusahaan-perusahaan dalam mengembangkan perekonomian rakyat.Analogi sederhana yang dikembangkan adalah jika koperasi lebih berdaya, maka kegiatan produksi dan konsumsi yang jika dikerjakan sendiri-sendiri tidak akan berhasil, maka melalui koperasi yang telah mendapatkan mandat dari anggota-anggotanya hal tersebut dapat dilakukan dengan lebih berhasil. Dengan kata lain, kepentingan ekonomi rakyat, terutama kelompok masyarakat yang berada pada aras ekonomi kelas bawah (misalnya petani, nelayan, pedagang kaki lima) akan relatif lebih mudah diperjuangkan kepentingan ekonominya melalui wadah koperasi. Inilah sesungguhnya yang menjadi latar belakang pentingnya pemberdayaan koperasi.
Namun demikian, kenyataan membuktikan bahwa koperasi baru manis dikonsep tetapi sangat pahit perjuangannya di lapangan. Semakin banyak koperasi yang tumbuh semakin banyak pula yang tidak aktif. Bahkan ada koperasi yang memiliki badan hukum namun tidak eksis sama sekali. Hal ini sangat disayangkan karena penggerakan potensi perekonomian pada level terbawah berawal dan diayomi melalui koperasi. Oleh karena itu, koperasi tidak mungkin tumbuh dan berkembang dengan berpegang pada tata kelola yang tradisonal dan tidak berorientasi pada pemuasan keperluan dan keinginan konsumen. Koperasi perlu diarahkan pada prinsip pengelolaan secara modern dan aplikatif terhadap perkembangan zaman yang semakin maju dan tantangan yang semakin globalKoperasi perlu mencontoh implementasi good corporate governance(GCG) yang telah diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum perseroan. Implementasi GCG dalam beberapa hal dapat diimplementasikan pada koperasi. Untuk itu, regulator, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM perlu memperkenalkan secara maksimal suatu konsep good cooperative governance (disingkat juga dengan GCG) atau tatakelola koperasi yang baik.Konsep GCG sektor koperasi perlu dimodifikasi sedemikian rupa untuk menjawab tantangan pengelolaan koperasi yang semakin kompleks. Implementasi GCG perlu diarahkan untuk membangun kultur dan kesadaran pihak-pihak dalam koperasi untuk senantiasa menyadari misi dan tanggung jawab sosialnya yaitu mensejahterakan anggotanya.Dalam mengimplementasikan GCG, koperasi Indonesia perlu memastikan beberapa langkah strategis yang memadai dalam implementasi GCG. Pertama, koperasi perlu memastikan bahwa tujuan pendirian koperasi benar-benar untuk mensejahterakan anggotanya. Pembangunan kesadaran akan tujuan perlu dijabarkan dalam visi,misi dan program kerja yang sesuai. Pembangunan kesadaran akan mencapai tujuan merupakan modal penting bagi pengelolaan koperasi secara profesional, amanah, dan akuntabel.
2.Memperbaiki koperasi secara menyeluruh
Kementerian Koperasi dan UKM perlu menyiapkan blue print pengelolaan koperasi secara efektif. Blue print koperasi ini nantinya diharapkan akan menjadi panduan bagi seluruh koperasi Indonesia dalam menjalankan kegiatan operasinya secara profesional, efektif dan efisien. Selain itu diperlukan upaya serius untuk mendiseminasikan dan mensosialisasikan GCG koperasi dalam format gerakan nasional berkoperasi secara berkesinambungan kepada warga masyarakat, baik melalui media pendidikan, media massa, maupun media yang lainnya yang diharapkan akan semakin memajukan perkoperasian Indonesia.
3. Membenahi kondisi internal koperasi
Praktik-praktik operasional yang tidak tidak efisien, mengandung kelemahan perlu dibenahi. Dominasi pengurus yang berlebihan dan tidak sesuai dengan proporsinya perlu dibatasi dengan adanya peraturan yang menutup celah penyimpangan koperasi. Penyimpangan-penyimpangan yang rawan dilakukan adalah pemanfaatan kepentingan koperasi untuk kepentingan pribadi, penyimpangan pengelolaan dana, maupun praktik-praktik KKN.
4. Memberikan Pelatihan Karyawan
Dengan adanya pelatihan kemampuan terhadap karyawan koperasi tiap 3 bulan sekali, diharapkan sistem keuangan dan birokrasi internal di dalam koperasi dapat teratasi.
5. Mendirikan lembaga Jaminan Kredit Bagi Koperasi dan Usaha Kecil di Daerah
            Dengan kehadiran lembaga jaminan akan menjadi elemen terpenting untuk percepatan perkembangan koperasi di daerah. Lembaga jaminan kredit yang dapat dikembangkan pemerintah daerah dalam bentuk patungan stockholder yang luas. Hal ini akan dapat mendesentralisasi pengembangan ekonomi rakyat dan dalam jangka panjang akan menumbuhkan kemandirian daerah untuk mengarahkan aliran uang di masing-masing daerah. Dalam jangka menengah koperasi juga perlu memikirkan asuransi bagi para penabung.


6.  Meningkatkan daya jual koperasi dan melakukan sarana promosi

                     Untuk meningkatkan daya jual koperasi, yang akan saya lakukan adalah membuat koperasi lebih bagus lagi. Membuat koperasi agar terlihat menarik supaya masyarakat tertarik ntuk membeli di koperasi mungkin dengan cara mengecat dinding koperasi dengan warna-warna yang indah, menyediakan AC,  ruangan tertata dengan rapi dan menyediakan pelayanan yang baik sehingga masyarakat puas.
Dan tidak hanya itu, koperasi pun memerlukan sarana promosi untuk mengekspose kegiatan usahanya agar dapat diketahui oleh masyarakat umum seperti badan usaha lainnya salah satu caranya dengan menyebarkan brosur dan membuat spanduk agar masyarakat mengetahuinya. Dengan cara ini diharapkan dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya di koperasi.

7.  Merekrut  anggota yang berkompeten
              Saya akan membuat koperasi lebih menarik sehingga tidak kalah dengan badan usaha lainnya. Dimulai dari keanggotaan koperasi itu sendiri, pertama saya akan merekrut anggota yang berkompeten dalam bidangnya. Tidak hanya orang yang sekedar mau menjadi anggota melainkan orang-orang yang memiliki kemampuan dalam pengelolaan dan pengembangan koperasi. Contohnya dengan mencari pemimpin yang dapat memimpin dengan baik, kemudian pengelolaan dipegang oleh orang yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Serta perlu dibuat pelatihan bagi pengurus koperasi yang belum berpengalaman.

8.   Merubah kebijakan pelembagaan koperasi
         Dalam kehidupan sosial-ekonomi masyarakat kebijakan pelembagaan koperasi dilakukan degan pola penitipan, yaitu dengan menitipkan koperasi pada dua kekuatan ekonomi lainnya. Oleh sebab itu saya akan merubah kebijakan tersebut agar koperasi dapat tumbuh secara normal layaknya sebuah organisasi ekonomi yang kreatif, mandiri, dan independen.

9.   Penggunaan kriteria identitas
               Penggunaan prinsip identitas untuk mengidentifikasi koperasi adalah suatu hal yang agak baru, dengan demikian banyak koperasiwan yang belum mengenalnya dan masih saja berpaut pada pendekatan-pendekatan esensialis maupun hukum yang lebih dahulu, yang membuatnya sulit atau bahkan tidak mungkin untuk membedakan suatu koperasi dari unit-unit  usaha lainnya seperti kemitraan, perusahaan saham atau di Indonesia dikenal dengan Perseroan Terbatas (PT).
Dengan menggunakan kriteria identitas, kita akan mampu memadukan pandangan-pandangan baru dan perkembangan-perkembangan muktahir dalam teori perusahaan ke dalam ilmu koperasi.

10.   Menghimpun kekuatan ekonomi dan kekuatan politis
                Kebijaksanaan ekonomi makro cenderung tetap memberikan kesempatan lebih luas kepada usaha skala besar. Paradigma yang masih digunakan hingga saat ini menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh usaha skala besar dengan asumsi bahwa usaha tersebut akan menciptakan efek menetes ke bawah. Namun yang dihasilkan bukanlah kesejahteraan rakyat banyak melainkan keserakahan yang melahirkan kesenjangan. Dalam pembangunan, pertumbuhan memang perlu, tetapi pencapaian pertumbuhan ini hendaknya melalui pemerataan yang berkeadilan.
Pada saat ini, belum tampak adanya reformasi di bidang ekonomi lebih-lebih disektor moneter, bahkan kecenderungan yang ada adalah membangun kembali usaha konglomerat yang hancur dengan cara mengkonsentrasikan asset pada permodalan melalui program rekapitalisasi perbankan.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, alternatif terbaik bagi usaha kecil termasuk koperasi adalah menghimpun kekuatan sendiri baik kekuatan ekonomi maupun kekuatan polotis untuk memperkuat posisi tawar dalam penentuan kebijakan perekonomian nasional. Ini bukanlah kondisi yang mustahil diwujudkan, sebab usaha kecil termasuk koperasi jumlahnya sangat banyak dan tersebar di seluruh wilayah nusantara sehingga jika disatukan akan membentuk kekuatan yang cukup besar.
Dengan ini diharapkan dapat memajukan koperasi sebagai salah satu sektor perekonomian di Indonesia. Juga diharapkan koperasi dapat bersaing di perekonomian dunia. Saya sangat mengharapkan agar koperasi di Indonesia dapat terus maju dan berkembang karena koperasi adalah salah satu badan usaha yang menyediakan fasilitas untuk masyarakat kecil dan menengah. Semoga dengan ini dapat membangun koperasi yang lebih baik lagi.

2. Koperasi Merupakan Sokogurunya Perekonomian, Jelaskan Maksudnya!
UU 1945 Pasal 33 memandang koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional, yang kemudian semakin dipertegas dalam pasal 4 UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Menurut M. Hatta sebagai pelopor pasal 33 UUD 1945 tersebut, koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian nasional karena: 
1)Koperasi mendidik sikap self helping 
2)Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan , dimana kepentingan masyrakat harus lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi dan golongan sendiri
3)Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli Indonesia
4)Koperasi menentang segala paham yang berbau individualism dan kapitalisme
dalam era globalisasi ekonomi sekarang, koperasi tetap dipandang sebagai sokoguru perekonomian nasioanl. Hal ini tidak terlepas dari jatidiri kopersi itu sendiri dalam gerakan dan cara kerjanya selalu mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam asas-asas pembangunan nasional seperti yang termaktub dalam GBHN 

Ada 9 azas pembangunan nasional yang harus diperhatikan dalam setiap pelaksanaan pembangunan (GBHN, 1988) yaitu: 
1) Asas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai, dan dikendalikan olej keimanan dan ketaqwaan terhadap TuHAN Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral dan etik dalam rangka pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila
2) Asas Manfaat, mengandung arti bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan , bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengembangan pribadi warga Negara serta mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dalam rangka pembangunan dan berkelanjutan . watak ekonomi dan social yang melekat pada jati diri koperasi seperti yang akan diuraikan kemudian, memperjelas fakta bahwa nilai-nilai asas manfaat ini sangat melekat pada institusi koperasi. Dalam koperasi usaha-usaha yang ditangani harus bermanfaat dan ditujukan demi peningkatan kesejahteraan anggotanya
3) Azas demokrasi Pancasila, mengandung arti bahwa upaya pencapaian tujuan pembangunan nasioonal meliputi seluruh kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dilakukan dengan semangat gotong royong , persatuan dan kesatuan nilai musyawarah unuk mencapai mufakat. Asas ini sanagat tercermin dalam diri koperasi terutama dalam Rapat Anggota
4) Azas adil dan merata, mengandung arti bahwa pembangunan nasional yang diselenggarakan sebagi usaha bersama harus merata di semua lapisan mansyarakat dan seluruh wilayah tanah air, dimana setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan berperan dan menikmati hasil-hasilnya secara adil yang diberikan kepaa bangsa dan Negara
5) Azas keseimabangan, keserasian, dan keselarasan dalam perikehidupan, mengandung arti bahwa dalam pembangunan nasional harus ada kesimbangan antara berbagai kepentingan, yaitu keseimbangan, keserasian, keselarasan, antara kepentingan dunia dan akhirat, material dan spiritual, jiwa dan raga, individu. Masyarakat dan Negara, pusat dan daerah, serta antar daerah , kepentingan perikehidupan darat, laut, udara dan dirgantara serta kepentingan nasional dan internasioanal. Koperasi selain mengutamakan kepentingan pribadi anggotanya juga memikirkan kepentingan umum. Hal ini daoat dilihat bahwa setiap koperasi senantiasa mencanangkan di dalam Anggaran Dasarnya ketentuan-ketentuan tentang penggunaan SHU-nya untuk kepentingan masyarakat dilingkungan di mana koperasi itu berada.
6) Azas kesadaran Hukum, menagndung arti bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan nasional setiap warga Negara dan penyelenggara Negara harus taat pada hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran , serta Negara diwajibkan untuk menegakkan dan menjamin kepastian hukum
7) Azas kemadirian, mengandung arti bahwa pembangunan nasional harus berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan sendiri serta bersendikan kepada kepribadian bangsa. Asas ini juga merupakan salah satu sendi koperasi yaitu swadaya, swakerta, dan swasembada sebagai pencerminan daripada prinsip dasar percaya pada diri sendiri. Dengan demikian asas ini juga melekat pada institusi koperasi
8) Asas kejuangan, mengandung arti bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan nasional penyelenggara Negara dan masyarakat harus mempunyai mental, tekad, jiwa, dan semangat pengabdian serta ketaatan dan disiplin yang tinggi dengan lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan/atau golongan. Dalam koperasi asas ini sangat jelas terlihat pada visi koperasi yaitu satu untuk semua dan semua untuk satu
9) Asas ilmu pengetahuan dan teknologi, mengandung arti bahwa agar pembangunan nasional dapat memberikan kesejahteraan lahir batin yang setinggi-tingginya , penyelenggaraannya perlu menerapkan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi secara seksama dan bertanggungjawab dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Dalam perkembangan usaha dan lembaganya, koperasi tidak mengabaikan perkembangan IPTEK tanpa mengorbankan nilai-nilai luhur bangsa. 



SUMBER :
http://ayucintyavirayasti.blogspot.com/2011/09/usaha-usaha-untuk-memajukan-koperasi.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2166335-koperasi-sebagai-sokoguru-perekonomian-nasional/

Minggu, 01 April 2012

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.
Tahapan penyusunan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban APBN
Penyusunan APBN
Pemerintah mengajukan Rancangan APBN dalam bentuk RUU tentang APBN kepada DPR. Setelah melalui pembahasan, DPR menetapkan Undang-Undang tentang APBN selambat-lambatnya 2 bulan[1] sebelum tahun anggaran dilaksanakan.
Pelaksanaan APBN
Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN dituangkan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.
Berdasarkan perkembangan, di tengah-tengah berjalannya tahun anggaran, APBN dapat mengalami revisi/perubahan. Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah harus mengajukan RUU Perubahan APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR.Perubahan APBN dilakukan paling lambat akhir Maret, setelah pembahasan dengan Badan anggaran DPR
Dalam keadaan darurat (misalnya terjadi bencana alam), Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya.
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN
Selambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir, Presiden menyampaikan RUU tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR berupa Laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
Struktur APBN
Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Belanja Negara
Belanja terdiri atas dua jenis:
1.    Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi: Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.
2.    Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi:
1.   Dana Bagi Hasil
Pembiayaan
Pembiayaan meliputi:
1.    Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan, Privatisasi, Surat Utang Negara, serta penyertaan modal negara.
2.    Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:
1.     
1.   Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek
2.   Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh Tempo dan Moratorium.
Asumsi APBN
Dalam penyusunan APBN, pemerintah menggunakan 7 indikator perekonomian makro, yaitu:
1.    Produk Domestik Bruto (PDB) dalam rupiah
3.    Inflasi (%)
4.    Nilai tukar rupiah per USD
5.    Suku bunga SBI 3 bulan (%)
6.    Harga minyak indonesia (USD/barel)
7.    Produksi minyak Indonesia (barel/hari)
Teori mengenai APBN
Fungsi APBN
APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.
APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.
§  Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
§  Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.
§  Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.
§  Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
§  Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
§  Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Prinsip penyusunan APBN
Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga, yaitu:
§  Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran.
§  Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.
§  Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan penuntutan denda.
Sementara berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunan APBN adalah:
§  Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.
§  Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.
§  Semaksimah mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.
Azas penyusunan APBN
APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:
§  Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri.
§  Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.
§  Penajaman prioritas pembangunan
§  Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang negara


Kamis, 22 Maret 2012

PEMASARAN


USAHA TEMPAT FITNES
Saat ini banyak klub fitnes atau gym bermunculan, terutama di daerah perkotaan demi memenuhi kebutuhan kaum urban yang selalu sibuk, namun tetap ingin menjaga kebugaran tubuh. Banyaknya gym, terkadang membuat kita sulit menentukan mana tempat yang paling cocok dan sesuai kebutuhan serta kantong.
Jenis Alat fitnes dan berbagai macam manfaatnya - Memiliki badan yang sehat, menunjang hidup yang bahagia dan sejahtera. Bagaimana tidak, saat ini biaya berobat dan perawatan di rumah sakit sangat mahal. Sehingga, sudah seharusnya gaya hidup sehat layak dilakukan setiap orang. Caranya pun mudah, hanya dengan rajin berolahraga dan asupan bergizi seimbang, niscaya hidup sehat pun mudah diraih.
Berikut beberapa jenis alat Fitnes Alat fitness commercial Alat fitness jenis ini yang digunakan untuk membuka usaha fitness center, biasanya alat ini satu alat satu fungsi (single station) jadi memungkinkan untuk tidak antri di suatu alat pada fitness center. Alat jenis ini pemakaiannya heavy duty.Bahkan ada yang kasih garansi 10 th.
Sebagai contoh jenis alat ini adalah : Smith Machine, Cabel Crosover, Lat Pull Down, Rowing Machine, Butterfly machine, Leg Press, Leg Extention, Leg curl, Inner-outer, Chest press, incline press, Bicep curl, Twister, Back up/roman chair, Sit up, Bench press Alat fitness Cardio : Treadmill elecktric dengan HP (horse power 4 hp keatas) Stepper, Crosstrainer, Exercise bike Alat Fitness Home use Alat fitness jenis ini biasa dipakai perorangan di rumah masing.Alat ini cenderung multi fungsi agar bisa memenuhi kebutuhan fitness di rumah pada saat kita tidak ikut/pergi ke fitness centre. Sebagai contoh alat ini adalah : Home Gym (22 f), Jogger (32F), Treadmill manual (1 fungsi,6 F,20 F,36 F,42 F),Power rider,exercise bike, Freestyle glider, Air walker, Ab Shapper, mini stepper dll Dengan makin tingginya kesadaran berolahraga, bahkan di sela-sela kesibukan, berbisnis alat - alat fitness sama cerahnya dengan bisnis pusat kebugaran, sebab setiap pusat kebugaran tentu menggunakan alat-alat tersebut. Namun sedikit catatan, sebelum benar-benar memulai latihan kebugaran menggunakan alat fitness, kita harus pelajari dulu berbagai jenis alat dan kemudian tentukan apa saja yang sekiranya nanti akan dapat selalu terpakai. Pada akhirnya, yang paling penting adalah bagaimana kita membangun niat serta waktu yang cukup untuk berolaharaga agar senantiasa sehat, bugar, dan juga memiliki badan ideal.
Bicara modal buka fitness. Umpama Anda punya dana  10 Juta saja, serta sudah ada pavilyun atau garasi samping rumah, bisnis fitness sudah bisa Anda mulai. Dengan modal 10 Juta, Anda akan meraih penghasilan lumayan jika dikelola dengan serius untuk jangka panjang.
Ancaman dari usaha tempat fitness
·         Banyaknya saingan, di saat sekarang ini mencari tempat fitness sudah tidak sulit lagi, dikarenakan banyak tempat fitness yang didirikan di berbagai tempat, seperti di mall atau perumahan.
·         Berpengaruhnya lokasi yang kurang strategis.
·         Kurangnya falitas yang memadai dapat membuat konsumen berpindah ke tempat lain.
Peluang dari usaha tempat fitness
·         Dapat membantu bagi seseorang yang ingin berolahraga tetapi tidak mempunyai waktu yang banyak. Dengan didirikannya tempat fitness seseorang dapat berolahraga kapan pun.
·         Memberikan tempat peluang kerja bagi yang pengangguran untuk bekerja sambil olahraga, atau disebut sebagai instruktur fitness.
·         Dapat mengembalikan modal yang sudah terpakai untuk membuka usaha tersebut. Bahkan bisa mendapatkan modal lebih daripada modal awal yang dikeluarkan.
Kekurangan dari tempat fitness
·         Tidak terlalu banyak variasi latihan yang bisa Anda harapkan.
·         Angggotanya sangat banyak. Pada jam-jam tertentu, seperti pagi atau sore hari, suasananya cukup ramai. Ini akan cukup mengganggu bagi Anda yang tidak suka berlatih dalam suasana ‘hiruk pikuk’.
Kelebihan dari tempat fitness
·         Fasilitas cukup memadai. Biasanya ruangan tidak terlalu besar dan tidak terlalu ramai. Sehingga hubungan antara anggota dan instruktur cukup dekat.
·         Anda tidak akan pernah bosan karena begitu banyak variasi latihan yang bisa diikuti. Biasanya juga menyediakan ahli nutrisi.
·         Biasanya berlokasi di sekitar perumahan penduduk. Hubungan antara anggota dan instruktur cukup dekat, sehingga dengan mudah Anda bisa berkonsultasi dan mendapat tips tanpa perlu menyewa personal trainer. Biaya juga cukup terjangkau.
Beberapa factor yang mempengaruhi tempat fitness:
Harga
Harga merupakan masalah yang tidak kalah pentingnya. Sesuaikan harga yang diminta dengan fasilitas yang ditawarkan. Kelengkapan peralatan pastinya akan mempengaruhi harga. Jadi, pastiakan dulu kalau peralatan yang tersedia layak dengan harga yang akan Anda bayar.
Biaya biasanya dibayar bulanan. Tetapi ada juga yang menawarkan keanggotaan seumur hidup. Sebaiknya, tidak usah membeli kartu keanggotaan seumur hidup. Belum tentu, Anda menemukan hal yang tidak sesuai dengan keinginan di kemudian hari.

Lokasi

Lokasi merupakan salah satu faktor penting sebelum Anda memutuskan menjadi anggota klub kebugaran tertentu. Pastikan Anda memilih tempat kebugaran yang berlokasi di tempat yang mudah Anda jangkau, baik di dekat rumah, tempat kerja, atau di tempat yang akan Anda lewati saat pulang kerja.

Kenyamanan

Pastikan klub yang dipilih membuat Anda nyaman. Sesuaikan dengan aktivitas Anda. Jika Anda mempunyai waktu luang di siang hari atau di sore hari, Anda bisa memilih klub yang buka dari pagi hingga malam. Tetapi, jika Anda tidak bisa memastikan waktu luang, lebih baik memilih klub kebugaran yang buka 24 jam. Dengan begitu, Anda bisa berolahraga kapan pun Anda punya waktu tanpa takut klub-nya tutup. Selain itu, jika Anda mempunyai anak, pastikan tempat yang Anda pilih mempunyai jasa penitipan anak.
Kelengkapan

Berdasarkan American Council on Excercise, rutinitas fitnes Anda harus termasuk latihan aerobik, latiha otot dan ketahanan, serta fleksibilitas. Oleh karena itu, sebelum memutuskan tempat, tanyakan dahulu jenis olahraga yang tersedia. Ada beberapa klub yang menawarkan peralatan yang umum dan kelas yang memadukan semua komponen, tapi ada juga yang fokus pada latiahn tertentu misalnya latiha aerobik atau latihan kekuatan. Sesuaikan pilihan Anda sebelum menentukan. Selain itu, Menurut American Heart Association, sepertiga serangan jantung terjadi diluar rumah atau di luar sakit termasuk tempat kebugaran. Jadi, pastikan kalau tempat yang Anda pilih memiliki peralatan bantuan atasi serangan.


Instruktur
Pastikan instruktur Anda mempunyai sertifikat dan reputasi yang baik. Anda sebaiknya berlatih dengan orang yang mengerti keselamatan berkaitan dengan fitnes.

Efektivitas klub
Selidiki dulu apakah program latihan di klub yang Anda incar berjalan dengan baik. Jika anggota klub aktif berlatih, silahkan mendaftar. Tetapi, jika anggotanya semakin lama semakin sedikit bahkan ada yang memilih berhenti, sebaiknya urungkan niat Anda memilih tempat tersebut. Ini menunjukkan kalau klub tersebut tidak mampu mengelola dengan baik.

Jumlah peserta
Anda tentunya tidak akan merasa nyaman jika harus berlatih di tempat yang penuh sesak. Oleh karena itu, pastikan dulu batas jumlah peserta dalam suatu program. Jumlah yang terlalu banyak akan mengganggu konsentrasi
dan kenyamanan Anda dalam berlatih.

Kebersihan.

Pastikan tempat dan peralatan yang Anda pilih bersih. Tempat dan peralatan yang jorok pastinya akan membuat Anda tidak nyaman.
Pelayanan
Faktor pelayanan juga akan mempengaruhi kenyamanan Anda. Apakah resepsionisnya hingga instrukturnya sudah cukup ramah menurut Anda? Jika Anda dilayani dengan baik, tentu Anda bisa menentukan pilihan, tetapi jika mereka tidak melayani dengan baik, sebaiknya dipertimbangkan lagi.