Karya Ilmiah Produk Gas ELPIJI di wilayah Bekasi
Produk
pertamina gas elpiji
Bab I Pendahuluan
1.1 latar belakang
Dengan semakin bertambahnya populasi
penduduk dunia, menyebabkan kebutuhan akan sumber daya alam, terutama minyak
bumi semakin meningkat. Hal ini berdampak langsung terhadap perekonomian
Indonesia.
beberapa bulan terakhir ini masyarakat
kembali harus mengantri minyak tanah. Meskipun negeri ini adalah penghasil
minyak bumi dan sudah merdeka 62 tahun, namun masalah kebutuhan rumah tangga
yang sangat vital ini ternyata belum bisa dipecahkan. Kondisi ini sangat
memprihatinkan.
Dengan itu
pemerintah mengambi jalur alternatif atas masalah yang melanda negeri ini
dengan cara memberitahu masyarakat untuk memakai gas, dikarenakan minyak bumi
yang sudah langka dan untuk menghindari antrian pembeian minyak tanah.
Dikarenakan
harga gas mahal, dan dulu cuma ada yang ukuran 12 kg yang paling kecil, itu
tidak terjangkau dikalangan masyarakat menengah kebawah. Dan pemerintah membuat
lah solusi lagi dengan cara membuat tabung yang lebih kecil yaitu gas dengan
ukuran 3 kg. pemerintah pun memberikan subsidi pada gas 3 kg dengan membagikan
gas gas 3 kg tersebut ke masyarakat menengah kebawah. Dan yang terjadi pada
pengalaman saya awal mulai saya memakai gas yaitu :
Sejak tahun 1998 dirumah saya sudah memakai
kompor yang menggunakan gas, yaitu saya menggunakan gas elpiji, dikarenakan gas
elpiji lebih praktis dan cepat mematangkan sebuah masakan di bandingkan kita
harus memakai kompor minyak, yang minyaknya sekarang sudah langka, dari situlah
saya tertarik memakai gas elpiji.
Semakin lama gas semakin banyak
ukurannya. Yaitu gas yang sering dipakai di perumahan perumahan adalah gas
elpiji ukuran 3 kg dan 12 kg. dan di jaman sekarang orang orang banyak yang
memakai gas elpiji.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang pada 1.1
maka masalah yang akan saya bahas adalah sebagai berikut :
1.
Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi gas elpiji?
2.
Apa
faktor-faktor yang mendukung gas elpiji?
3.
Apa
faktor-faktor yang menghambat gas elpiji?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi gas elpiji
2. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mendukung gas elpiji
3. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang menghambat gas elpiji
1.4 Metode Penelitian
·
Deskriptif
·
Kajian pustaka
yang di lakukan dengan mencari di internet
Bab II Kerangka Teori
2.1 Faktor
yang berpengaruh :
KERAGUAN Beberapa kalangan tentang
kinerja BUMD milik Kabupaten Bekasi, PT. BBWM (Bina Bangun Wibawa Mukti)
terjawab sudah. PT. BBWM telah melakukan sebuah trobosan besar dengan melakukan
kerjasama pengelolaan gas bersama PT. Pertamina Gas (Petragas), anak perusahaan
PT. Pertamina yang khusus mengurusi produksi gas. Hal tersebut diungkapkan oleh
Direktur Utama PT. BBWM, Mohamad Cholid, disela-sela acara pemberian santunan
anak yatim di Kecamatan Babelan, Rabu, (29/7).
Cholid mengatakan, PT. BBWM dan Petragas, telah membuat kesepakatan kerjasama pengelolaan dan pemanfaatan gas hasil PT. Pertamina EP di Kabupaten Bekasi, pada Selasa (28/7). Isi perjanjian kerjasama diantaranya adalah, ekstrasi C 3 dan C 4 menjadi elpiji, membangun stasiun pengisian bulk elpiji (SPBE) dan membangun kilang elpiji, serta ikut mensukseskan program pemerintah dalam rangka pengembangan gas kota.
“PT. BBWM baru punya satu kilang pengelolaan elpiji. Bersama Petragas kita akan bangun satu kilang pengolahan elpiji” ujar Cholid.
Selama ini, kata Cholid, PT. BBWM hanya mampu mengelola 15 MMSCFD (million metric standard cubic feet per day) atau setara dengan 110 ton elpiji perhari, setara 70 ribu liter kondensat yang didistribusikan ke PLTGU Muara Tawar. Padahal kandungan potensi gas yang keluar dari bumi Bekasi mencapai 36 MMSCFD atau sekitar 250 ton elpiji perhari. Dengan penambahan kilang baru ini, tambah Cholid, diharapkan ekstrasi gas produksi PT.Pertamina EP akan dapat dioptimalkan.
Cholid menegaskan, dengan bertambahnya satu kilang pengelolaan elpiji dan pembangunan infrastruktur, diharapkan pada akhir tahun 2010 program gas kota di wilayah Kabupaten Bekasi dapat terlaksana. Kilang baru ini, kata Cholid, akan dibangun di wilayah Kecamatan Babelan, berdekatan dengan stasiun pengumpul PT. Pertamina EP Region Jawa Field Subang. “Kita akan bangun berdekatan dengan kilang elpiji milik BBWM yang berada di Kecamatan Babelan” ujar Cholid.
Cholid optimis, proyek kerjasama dengan Pertagas ini akan sangat menguntungkan bagi BBWM dan Pemda Kabupaten Bekasi. Gas yang tadinya terbuang sia-sia, bisa dikelola sehingga hasil produksi mencapai dua kali lipat dari saat ini. Peningkatan hasil produksi ini, juga akan meningkatkan sumbangan BBWM kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bekasi. Yang pada tahun 2008 lalu, telah menyumbang PAD sebesar Rp. 20,5 milyard. “Kita targetkan keuntungan dua kali lipat dari yang sekarang” pungkas Cholid.
Sementara itu, Direktur Tehnik dan Operasional PT BBWM, Irfahuddin Zayadi mengatakan, bahwa program gas kota adalah pembangunan jaringan dan instalasi gas mengunakan pipa-pipa yang langsung didistribusikan ke rumah-rumah, mirip dengan instalasi air bersih. Menurut Irfah, pembangunan instalasi dan jaringan inilah yang akan memerlukan biaya besar. Untuk kebutuhan elpiji sendiri, Irfah yakin bahwa potensi gas yang dimiliki akan mampu memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat kabupaten Bekasi.
“Kita belum hitung angkanya. Dana pembangunan jaringan bisa berasal dari pemerintah daerah atau dari investor” kata Irfah.
Dalam kesempatan tersebut, PT. BBWM juga membagikan beasiswa sebesar Rp. 100.000.000, kepada 137 siswa berprestasi yang kurang mampu. Pemberian beasiswa ini merupakan program rutin yang diadakan setiap tahun sebagai bukti kepedulian PT. BBWM kepada masyarakat sekitar.
Belum Sebanding
Sementara itu, Ketua Bidang Advokasi Karang Taruna Kecamatan Babelan, Sumardi mengatakan, bahwa kegiatan eksplorasi Migas di wilayah Bebelan sejauh ini belum dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat. Masyarakat, kata Sumardi, hanya mendapatkan efek negatifnya saja, seperti pencemaran udara dan kerusakan ekosistem lainnya. Sawah dan ladang yang seharusnya bisa ditanami, kini tercemar.
“Apa yang didapatkan oleh masyarakat, jelas tidak sebanding dengan dampak yang ditimbulkan. Katanya Bekasi kaya akan Migas, nyatanya masyarakatnya tetap saja miskin” kata Mardi.
Sejauh ini, imbuh Mardi, program yang dilakukan oleh PT. Pertamina, PT. Odira, maupun PT. BBWM belum menyentuh akar permasalahan masyarakat Babelan dan sekitarnya. Seharusnya, tegas Mardi, para perusahaan pengelola Migas tersebut mulai memikirkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pendidikan secara jangka panjang, dengan melibatkan komponen masyarakat.
“Kami berharap, para perusahaan yang melakukan kegiatan eksplorasi Migas di Babelan, harus lebih ditingkatkan lagi kepeduliannya terhadap kehidupan masyarakat” tegas Mardi.
Menanggapi perjanjian kerjasama antara PT. BBWM dan Petragas, anggota DPRD Kabupaten Bekasi, H. Sarbini mengatakan, bahwa sejauh ini dirinya selaku anggota DPRD belum pernah diberitahu secara resmi tentang hal tersebut. Padahal, menurut Sarbini, segala sesuatu yang menyangkut kebijakan strategis BUMD dengan pihak luar, sudah seharusnya DPRD mendapat pemberitahuan. “Tidak ada surat pemberitahuan atau apapun” ketus Sarbini.
Menurut Sarbini, DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat, berhak untuk mengetahui isi perjanjian antara PT. BBWM dan PT. Petragas. Pasalnya, kata Sarbini, BBWM adalah badan usaha milik daerah, bukan badan usaha milik kelompok atau golongan. Sarbini menilai, bahwa BBWM tidak memiliki etika kelembagaan dengan mengabaikan DPRD. “PT. BBWM tidak punya etika kelembagaan, dengan tidak memberitahu DPRD Kabupaten Bekasi” kata Sabini.
Sarbini berjanji, akan mengusulkan pemanggilan terhadap jajaran direksi PT. BBWM guna menjelaskan isi perjanjian dengan PT. Pertagas. “Usai pelantikan anggota DPRD Kabupaten Bekasi periode 2009-2014, yang akan dilaksanakan pada tanggal 05 Agustus 2009 mendatang, kita akan segera panggil jajaran direksi PT. BBWM” pungkas politisi asal PDI Perjuangan tersebut.
Cholid mengatakan, PT. BBWM dan Petragas, telah membuat kesepakatan kerjasama pengelolaan dan pemanfaatan gas hasil PT. Pertamina EP di Kabupaten Bekasi, pada Selasa (28/7). Isi perjanjian kerjasama diantaranya adalah, ekstrasi C 3 dan C 4 menjadi elpiji, membangun stasiun pengisian bulk elpiji (SPBE) dan membangun kilang elpiji, serta ikut mensukseskan program pemerintah dalam rangka pengembangan gas kota.
“PT. BBWM baru punya satu kilang pengelolaan elpiji. Bersama Petragas kita akan bangun satu kilang pengolahan elpiji” ujar Cholid.
Selama ini, kata Cholid, PT. BBWM hanya mampu mengelola 15 MMSCFD (million metric standard cubic feet per day) atau setara dengan 110 ton elpiji perhari, setara 70 ribu liter kondensat yang didistribusikan ke PLTGU Muara Tawar. Padahal kandungan potensi gas yang keluar dari bumi Bekasi mencapai 36 MMSCFD atau sekitar 250 ton elpiji perhari. Dengan penambahan kilang baru ini, tambah Cholid, diharapkan ekstrasi gas produksi PT.Pertamina EP akan dapat dioptimalkan.
Cholid menegaskan, dengan bertambahnya satu kilang pengelolaan elpiji dan pembangunan infrastruktur, diharapkan pada akhir tahun 2010 program gas kota di wilayah Kabupaten Bekasi dapat terlaksana. Kilang baru ini, kata Cholid, akan dibangun di wilayah Kecamatan Babelan, berdekatan dengan stasiun pengumpul PT. Pertamina EP Region Jawa Field Subang. “Kita akan bangun berdekatan dengan kilang elpiji milik BBWM yang berada di Kecamatan Babelan” ujar Cholid.
Cholid optimis, proyek kerjasama dengan Pertagas ini akan sangat menguntungkan bagi BBWM dan Pemda Kabupaten Bekasi. Gas yang tadinya terbuang sia-sia, bisa dikelola sehingga hasil produksi mencapai dua kali lipat dari saat ini. Peningkatan hasil produksi ini, juga akan meningkatkan sumbangan BBWM kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bekasi. Yang pada tahun 2008 lalu, telah menyumbang PAD sebesar Rp. 20,5 milyard. “Kita targetkan keuntungan dua kali lipat dari yang sekarang” pungkas Cholid.
Sementara itu, Direktur Tehnik dan Operasional PT BBWM, Irfahuddin Zayadi mengatakan, bahwa program gas kota adalah pembangunan jaringan dan instalasi gas mengunakan pipa-pipa yang langsung didistribusikan ke rumah-rumah, mirip dengan instalasi air bersih. Menurut Irfah, pembangunan instalasi dan jaringan inilah yang akan memerlukan biaya besar. Untuk kebutuhan elpiji sendiri, Irfah yakin bahwa potensi gas yang dimiliki akan mampu memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat kabupaten Bekasi.
“Kita belum hitung angkanya. Dana pembangunan jaringan bisa berasal dari pemerintah daerah atau dari investor” kata Irfah.
Dalam kesempatan tersebut, PT. BBWM juga membagikan beasiswa sebesar Rp. 100.000.000, kepada 137 siswa berprestasi yang kurang mampu. Pemberian beasiswa ini merupakan program rutin yang diadakan setiap tahun sebagai bukti kepedulian PT. BBWM kepada masyarakat sekitar.
Belum Sebanding
Sementara itu, Ketua Bidang Advokasi Karang Taruna Kecamatan Babelan, Sumardi mengatakan, bahwa kegiatan eksplorasi Migas di wilayah Bebelan sejauh ini belum dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat. Masyarakat, kata Sumardi, hanya mendapatkan efek negatifnya saja, seperti pencemaran udara dan kerusakan ekosistem lainnya. Sawah dan ladang yang seharusnya bisa ditanami, kini tercemar.
“Apa yang didapatkan oleh masyarakat, jelas tidak sebanding dengan dampak yang ditimbulkan. Katanya Bekasi kaya akan Migas, nyatanya masyarakatnya tetap saja miskin” kata Mardi.
Sejauh ini, imbuh Mardi, program yang dilakukan oleh PT. Pertamina, PT. Odira, maupun PT. BBWM belum menyentuh akar permasalahan masyarakat Babelan dan sekitarnya. Seharusnya, tegas Mardi, para perusahaan pengelola Migas tersebut mulai memikirkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pendidikan secara jangka panjang, dengan melibatkan komponen masyarakat.
“Kami berharap, para perusahaan yang melakukan kegiatan eksplorasi Migas di Babelan, harus lebih ditingkatkan lagi kepeduliannya terhadap kehidupan masyarakat” tegas Mardi.
Menanggapi perjanjian kerjasama antara PT. BBWM dan Petragas, anggota DPRD Kabupaten Bekasi, H. Sarbini mengatakan, bahwa sejauh ini dirinya selaku anggota DPRD belum pernah diberitahu secara resmi tentang hal tersebut. Padahal, menurut Sarbini, segala sesuatu yang menyangkut kebijakan strategis BUMD dengan pihak luar, sudah seharusnya DPRD mendapat pemberitahuan. “Tidak ada surat pemberitahuan atau apapun” ketus Sarbini.
Menurut Sarbini, DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat, berhak untuk mengetahui isi perjanjian antara PT. BBWM dan PT. Petragas. Pasalnya, kata Sarbini, BBWM adalah badan usaha milik daerah, bukan badan usaha milik kelompok atau golongan. Sarbini menilai, bahwa BBWM tidak memiliki etika kelembagaan dengan mengabaikan DPRD. “PT. BBWM tidak punya etika kelembagaan, dengan tidak memberitahu DPRD Kabupaten Bekasi” kata Sabini.
Sarbini berjanji, akan mengusulkan pemanggilan terhadap jajaran direksi PT. BBWM guna menjelaskan isi perjanjian dengan PT. Pertagas. “Usai pelantikan anggota DPRD Kabupaten Bekasi periode 2009-2014, yang akan dilaksanakan pada tanggal 05 Agustus 2009 mendatang, kita akan segera panggil jajaran direksi PT. BBWM” pungkas politisi asal PDI Perjuangan tersebut.
2.2 Faktor
pendukung :
1.
Faktor utamanya
peningkatan laju inflasi di Jawa barat termasuk bekasi
2.
program konversi minyak
tanah ke gas elpiji, memberikan sumbangan inflasi pada beberapa ...
harga air kemasan yang cukup tinggi terutama di Kota Bekasi pada triwulan.
(bappeda.jabarprov.go.id)
Untuk
menghindari mendapatkan produk di bawah standar yang rentan menyebabkan
kebocoran gas, Tiko membeberkan ciri-ciri perangkat Elpiji yang bermutu SNI sekaligus
cara perawatannya:
1. Tabung Elpiji
Ciri-Ciri yang Tepat
- Penampilan secara umum harus tampak mulus, tidak penyok, atau mengalami kerusakan. Seal cap (plastik pembungkus valve) masih terpasang dengan baik.
- Pemasangan valve, sisa ulirnya harus masih tampak berkisar tiga hingga lima uliran.
Rigi-rigi (bentuk permukaan) hasil las baik (halus dan mulus). Mutu pengelasan baik, tidak terdapat cacat seperti penyok atau retak.
- Penandaan pada sisi hand guard tabung dengan stamping ‘Diproduksi untuk Pertamina’, kode produksi pabrikan dan nomor seri, water capacity, tara weight, test pressure, bulan dan tahun pembuatan, berlabel SNI pada stamping product-nya.
- Lingkaran merah di sekitar neck ring dengan lebar pengecatan 20 +/- 1 mm, emboss logo Pertamina, sablon pada sisi hand guard, sablon bulan dan tahun uji selanjutnya.
1. Tabung Elpiji
Ciri-Ciri yang Tepat
- Penampilan secara umum harus tampak mulus, tidak penyok, atau mengalami kerusakan. Seal cap (plastik pembungkus valve) masih terpasang dengan baik.
- Pemasangan valve, sisa ulirnya harus masih tampak berkisar tiga hingga lima uliran.
Rigi-rigi (bentuk permukaan) hasil las baik (halus dan mulus). Mutu pengelasan baik, tidak terdapat cacat seperti penyok atau retak.
- Penandaan pada sisi hand guard tabung dengan stamping ‘Diproduksi untuk Pertamina’, kode produksi pabrikan dan nomor seri, water capacity, tara weight, test pressure, bulan dan tahun pembuatan, berlabel SNI pada stamping product-nya.
- Lingkaran merah di sekitar neck ring dengan lebar pengecatan 20 +/- 1 mm, emboss logo Pertamina, sablon pada sisi hand guard, sablon bulan dan tahun uji selanjutnya.
2.3 Faktor
penghambat :
Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi,
mencatat kasus ledakan gas (elpiji) di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi selama
Januari hingga Juni 2010 berjumlah 17 kasus. Dikhawatirkan, kasus ini akan
terus bertambah jika tabung elpiji palsu masih banyak beredar.
KAPOLRES Metro Bekasi Kombes Pol Imam
Sugianto mengatakan, mayoritas kasus tersebut diakibatkan oleh faktor kebocoran
selang gas dan kelalaian dari penggunanya. Hal ini juga tidak terlepas dari
beredarnya tabung elpiji palsu atauyang dibuat tidak sesuai standar.
Dari 17 kasus itu, jelasnya, insiden
ledakan tabung gas di Kota Bekasi tercatat lima kasus, sementara sisanya
terjadi di wilayah Kabupaten Bekasi. Sedangkan dari sisi korbannya, untuk
wilayah Kota Bekasi sebanyak tujuh orang, dua di antaranya meninggal dunia
akibat luka bakar.
Mayoritas insiden ledakan gas, paparnya,
dialami kalangan rumah tangga yang lalai menjaga keamanan penggunaan tabung.
"Untuk itu, kita mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menggunakan
gas. Masyarakat juga diminta untuk memastikan bahwa tabung gas yang dibelinya
asli atau sesuai standar dari Pertamina," ujarnya, Kamis (17/6).
Terkait beredarnya tabung gas palsu yang
disinyalir menjadi pemicu ledakan gas. Pertamina meminta aparat kepolisian
untuk mengungkap peredaran dan penjualan tabung gas palsu. "Kami bekerja
sama dengan kepolisian dan telah menyampaikanindikasi adanya peredaran tabung
di luar pesanan Pertamina," kata Wakil Presiden Komunikasi Pertamina,
Basuki Trikora Putra, di Bekasi, Rabu (16/6).
Ia menyatakan, tidak tahu berapa persen
peredaran tabung yang disinyalir palsu tersebut. Tabung ukuran 3 kg yang sudah
dipesan Pertamina, saat ini berjumlah 45 juta tabung dan 15 juta tabung lagi
untuk keperluan penggantian hingga tabung yang beredar berjumlah 60 juta.
Ia mengakui, peredaran tabung palsu
tersebut sudah ditangani pihak kepolisian. Pihaknya telah memberikan ciri
produk tabung Pertamina atau yang diproduksi untuk Pertamina. Ke dalam,
ujarnya. Pertamina akan melakukan perbaikan internal dalam menghindari
terjadinya kasus ledakan gas.
Sejauh ini, jelasnya, pembenahan yang
telah dilakukan adalah dengan melakukan perbaikan kabel di SPBE, memasang
stiker tabung "liquified petroleum gas" (elpiji) untuk menjadi
perhatian bagi konsumen agar tetapwaspada, serta mengomunikasikan kembali
penggunaan elpiji dengan baik dan benar. Selain itu, tabung gas juga akan di
tes tckanannya dan bagi yang masih baik saja yang boleh digunakan. Kami akan
tulis di setiap tabung tentang pengetesan kembali," ujarnya seperti
dikutip dari Antara.
Basuki menegaskan, belum ada penyebab
kebakaran yang disebabkan oleh tabung elpiji ukuran tiga kilogram . Ia
menegaskan, berita-berita tentang adanya ledakan tabung itu tidak benar.
"Ledakan terjadi akibat kebocoran gas pada selang atau pada kompor. Masih
banyak masyarakat yang tidak paham dengan potensi bahaya dari gas hingga perlu
terus dilakukan penyuluhan," ujarnya.
Basuki juga menegaskan, konversi minyak
tanah ke gas yang telah dimulai sejak 2007 telah memberikan penghematan besar
bagi negara. Pada 2009 saja, penghematan yang dilakukan sebesar RplO triliun
sebelum diaudit, dan pada 2010 diperkirakan meningkat menjadi Rpl8 triliun,
Bab III
Untuk
tabung ukuran 3 kg dan 12 kg
Gas elpiji di wilayah bekasi
Kebutuhan masyarakat akan konsumsi gas
elpiji saat ini semakin meningkat tajam. Hal tersebut terjadi seiring dengan
adanya program pemerintah yang melakukan konversi dari minyak tanah ke gas elpiji. Kebutuhan akan gas yang berukuran
3 kg hingga 12 kg semakin tinggi di tingkat masyarakat kelas menengah hingga
kelas atas sekalipun. Bahkan di banyak tempat, agen-agen minyak tanah kini telah beralih jalur menjadi agen gas elpiji.
Belum meratanya agen dan sub agen yang
ada di berbagai daerah menjadi salah satu faktor kenapa menekuni bisnis ini
cukup menjanjikan. Ada beberapa wilayah yang tidak memiliki sub agen yang
dekat, sehingga ketika membutuhkan gas elpiji harus membeli ke agen yang
jaraknya cukup jauh.
Konsumen
Sub agen gas elpiji 3kg banyak dicari masyarakat di daerah yang jauh dari agen elpiji. Karena penyebaran agen elpiji belum merata sampai mencakup pelosaok daerah, sub agen membantu agen untuk menjangkau masyarakat di daerah – daerah. Biasanya gas elpiji 3kg banyak dicari para ibu rumah tangga, para pedagang, serta sebagian besar masyarakat yang beralih dari bahan bakar minyak tanah maupun masyarakat yang pindah dari elpiji 12kg ke tabung gas 3kg yang lebih murah.
Sub agen gas elpiji 3kg banyak dicari masyarakat di daerah yang jauh dari agen elpiji. Karena penyebaran agen elpiji belum merata sampai mencakup pelosaok daerah, sub agen membantu agen untuk menjangkau masyarakat di daerah – daerah. Biasanya gas elpiji 3kg banyak dicari para ibu rumah tangga, para pedagang, serta sebagian besar masyarakat yang beralih dari bahan bakar minyak tanah maupun masyarakat yang pindah dari elpiji 12kg ke tabung gas 3kg yang lebih murah.
Bab IV Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
:
PEMERINTAH Kabupaten Bekasi,Senin (26/7)
ini akan inspeksi mendadak ke sejumlah agen penjual gas elpiji menyusul
maraknya ledakan tabung gas di wilayahnya.
Sejak konversi minyak (anah ke gas,
menurut Wakil Bupati Bekasi HM Darip Mulyana telah terjadi sedikitnya 15 kasus
ledakan tabung gas.
Sidak hari ini secara serentak di
sejumlah pasar tradisonal maupun pusat pertokoan dengan melibatkan DPRD, Dinas
Perindustrian, kepolisian, dan aparat Satpol PP.
Inspeksi mendadak ini, terang Darip,
sekaligus nm nk memberikan terapi kejut terhadap sejumlah penjual nakal yang
tidak melengkapi produknya dengan prosedur keamanan Standar Nasional Indonesia
(SNI)
Saran :
Harus ada pembenahan yang telah
dilakukan adalah dengan melakukan perbaikan kabel di SPBE, memasang stiker
tabung "liquified petroleum gas" (elpiji) untuk menjadi perhatian
bagi konsumen agar tetapwaspada, serta mengomunikasikan kembali penggunaan
elpiji dengan baik dan benar. Selain itu, tabung gas juga akan di tes
tckanannya dan bagi yang masih baik saja yang boleh digunakan. Dan lebih baik
kita warga bekasi lebih baik memakai gas yg lebih praktis dari pada memakai
minyak tanah yg sudah langka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar