Penalaran induktif
Penalaran induktif
adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas
gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas logam
besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan
bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam
jika dipanaskan akan bertambah panjang. Biasanya penalaran induktif ini
disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.
C ontoh penalaran
induktif adalah:
kerbau punya
mata. anjing punya mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya
mata .
penalaran induktif
membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang
diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Induktif terbagi 3
macam, yaitu:
A. Generalisasi
Pada generalisasi
tersebut, peristiwa yang kita kemukakan harus memadai agar yang kita tarik
adalah kesimpulan yang terpercaya suatu kebenarannya.
Generalisasi adalah
proses berpikir yang bertujuan menarik kesimpluan umum dari berbagai kalimat
khusus. Jenis-jenis penalaran induktif adalah:
Contoh:
Ade adalah tentara yang
memiliki tubuh gagah
Bari adalah tentara yang
memiliki tubuh gagah
Generalisasi: semua
tentara memiliki tubuh gagah
Generalisasi mencakup
fitur-fitur esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan,
generalisasi dibuktikan dengan fakta.Generalisasi adalah suatu proses penalaran
yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang
mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
1.Generalisasi Sempurna
adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki semua,
C ontoh :
- Semua bulan
masehi memiliki hari tidak lebih dari 31 hari.
2. Generalisasi
tidak sempurna adalah m erupakan generalisasi dimana kesimpulan
diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua
fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
- Setelah kita
menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah menusia yang suka bergotong-royong
- Prosedur
pengujian generalisasi tidak sempurna.
Generalisasi juga bisa
dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu: loncatan induktif dan yang bukan
loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994: 44-45)
1. Loncatan
Induktif
Generalisasi yang
bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang
digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta
tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili
seluruh persoalan yang diajukan.
Contoh: Sisa suka
berenang.Deni juga suka berenang.Reni suka main bola.Teti suka main
bulutangkis.Dapat disimpulkan bahwa anak-anak komplek bahari suka olahraga.
2. Tanpa Loncatan
Induktif
Sebuah generalisasi bila
fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak ada
kesempatan untuk menyerang kembali. Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana
sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk
menyimpulkannya.
Contoh: Rika suka
bermain bola basket.Rino juga suka bermain bola basket.Tino suka bermain sepak
bola.Jadi dapat disimpulkan ke tiga anak tersebut menyukai permainan bola.
B. Analogi
Dalam analogi, kita
membandingkan dua macam hal.Dalam penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya,
tanpa memperhatikan perbedaannya.Jadi, kesimpulan yang didapat didasarkan pada
persamaan diantara dua hal yang berbeda.
proses penalaran untuk menarik kesimpulan / referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
proses penalaran untuk menarik kesimpulan / referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
Tujuan dari penalaran
secara analogi yakni;
~ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
~ Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
~ Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
~ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
~ Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
~ Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh: Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
C . kausal
Hubungan kausal adalah
penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Dengan menghubungkan
fakta yang satu dengan fakta yang lainnya.ampai pada kesimpulan yang menjadi
sebab dari fakta itu.atau dpat juga kita sampai pada akibat dari fakta
itu.Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah
yaitu sebagai berikut:
1) Alasan akibat
Sebab akibat ini berpola
A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B,
C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang dianggap
penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan
kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan kekakuan
penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas
terhadap suatu akibat yang nyata.
2) Akibat sebab
Akibat sebab ini dapat
kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter
merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan
entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat alasan ini, Peristiwa
sebab merupaka simpulan.
3) Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah
suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa "akibat"
langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh:
* Para atlet
memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan
lentur.Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk
melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk
bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk
menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
* Ketika pulang dari
pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan
bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu
penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar